Agama Untuk Yang Bingung

Penulis: H. Mohammad Hayatuddin Attaly, S.Pd., M.Pd., M.Kom.I.
ISBN: xxx-xxx-x-xxxx-x
Cetakan: Pertama, Juni 2025/Dzulhijjah 1446 H
Sinopsis: Mungkin saat ini Anda sedang memegang buku ini karena ada sebuah perasaan yang mendalam di hati Anda: kebingungan. Kebingungan tentang arti hidup, tentang makna di balik setiap peristiwa, atau bahkan tentang hakikat keberadaan Tuhan di tengah kompleksitas dunia ini. Di era yang serba cepat, dengan arus informasi yang deras dan berbagai tawaran kebahagiaan semu, mencari pegangan spiritual yang kokoh bisa terasa seperti mengarungi samudra luas tanpa kompas. Anda mungkin merasa ada kekosongan, sebuah pertanyaan fundamental yang tidak bisa dijawab oleh kesuksesan materi semata. Saya memahami betul perasaan tersebut. Banyak dari kita, termasuk saya sendiri, pernah atau bahkan masih bergumul dengan pertanyaan-pertanyaan eksistensial ini. Pertanyaan-pertanyaan seperti, “Untuk apa aku di sini?”, “Apakah ada kekuatan yang lebih besar?”, “Jika ada Tuhan, mengapa keburukan masih terjadi?”, atau “Bagaimana seharusnya aku menjalani hidup yang benar?” adalah gumulan universal yang seyogianya tidak diabaikan. Mengabaikannya justru akan menumpuk beban dan kegelisahan dalam jiwa.
Buku “Agama untuk yang Bingung” ini lahir dari sebuah keyakinan yang kokoh: bahwa Islam, dengan segala kesederhanaan dan kedalamannya, adalah agama yang mampu menjawab kebingungan-kebingungan itu. Ia hadir bukan untuk menambah kerumitan, melainkan untuk memberikan kejelasan yang menenangkan. Ia tidak membelenggu, justru membebaskan jiwa dari segala bentuk perbudakan duniawi. Dan ia tidak bertujuan memecah belah, melainkan menyatukan hati di bawah panji kasih sayang dan keadilan. Buku ini ditulis bukan untuk memaksa Anda memeluk Islam. Ini adalah sebuah ajakan tulus untuk mengintip dan merasakan kedalaman serta keindahan Islam bagi siapa pun yang sedang mencari pencerahan, terlepas dari latar belakang agama atau pandangan Anda sebelumnya. Saya sungguh percaya, ketika kita mendekati Islam dengan hati yang terbuka dan akal yang jernih, kita akan menemukan bahwa ia adalah cahaya yang mampu menuntun kita keluar dari lorong kebingungan menuju pelabuhan ketenangan.